Senyawa Karbon
Senyawa
Karbon
Kalian tentu sering makan sate
dan jagung bakar. Hmmm…pasti lezat ya. Pernahkah kalian mengamati adanya warna hitam pada sate atau jagung bakar yang
kalian makan? Tahukah kalian zat apa yang berwarna hitam tersebut? Zat yang
berwarna hitam dari pembakaran itu disebut arang (karbon). Zat ini juga
diperoleh pada pembakaran kayu dan kertas.
Pada awalnya orang menganggap
senyawa yang mengandung karbon hanya berasal dari mahluk hidup. Saat itu,
senyawa karbon hanya dapat disintesis (dibuat) oleh tubuh mahluk hidup saja sehingga
disebut juga senyawa organik. Sedangkan senyawa karbon yang disintesis di luar
tubuh mahluk hidup disebut senyawa anorganik, seperti garam karbonat (CO32-),
gas karbon dioksida (CO2) dan gas karbon monoksida (CO).
Namun, akhirnya pendapat ini
disadari kurang tepat setelah Friedrich Wohler (1982) dapat mensintesis urea di
luar tubuh mahluk hidup. Ia memperoleh urea dengan melakukan pemanasan ammonium
sianat yang memiliki sifat sama persis dengan
urea dalam urine mahluk hidup.
Atas dasar penemuan ini,
penggolongan senyawa karbon organik dan anorganik tidak didasarkan lagi dari
asalnya, tetapi lebih didasarkan pada sifat dan strukturnya. Adapun perbedaan sifat senyawa karbon organik dan anorganik
adalah sebagai berikut :
Perbedaan
sifat senyawa karbon organik dan anorganik
Perbedaan
|
Senyawa Karbon Organik
|
Senyawa Karbon Anorganik
|
Kestabilan
terhadap panas
|
Mudah
terurai atau berubah struktur
|
Stabil
pada pemanasan
|
Kelarutan
|
Lebih
mudah larut dalam pelarut non polar
|
Lebih
mudah larut dalam air
|
Titik
cair dan titik didih
|
Relatif rendah
|
Ada yang
sangat tinggi da nada yang sangat rendah
|
Kereaktifan
|
Sukar
bereaksi, jika bereaksi maka reaksinya berlangsung lambat
|
Reaktif,
dan reaksinya berlangsung cepat
|
Struktur
|
Memiliki
rantai karbon
|
Tidak
memiliki rantai karbon
|
Tidak ada komentar