BENZENA; KEGUNAAN DAN DAMPAKNYA
Benzena adalah senyawa organik siklik sederhana yang biasanya ditemukan di lingkungan dalam konsentrasi yang rendah. Benzena muncul biasanya di dalam minyak mentah dan sebagai akibat industri minyak, juga terbentuk selama pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil (bensin, batubara dan kayu). Sumber benzena terutama berasal dari penguapan bensin sebesar 1-5% benzena, juga terdapat di pembuatan mesin otomobil, rokok sigaret, dan asap dari proses pembakaran.
Pada suhu kamar benzena berwujud
cair, tidak berwarna, dan mempunyai titik didih 0oC. Benzena
mudah menguap dan terbakar. Uap benzena bersifat racun. Jika uap benzena
terlalu banyak terserap oleh tubuh akan mengakibatkan terhambatnya pembentukan
sel-sel darah merah dan menyebabkan pengurangan sistem kekebalan tubuh. Oleh
karena itu, penggunaan benzena sebagai pelarut harus hati-hati.
Kegunaan
Benzena
Benzena
pertama kali diproduksi secara komersial dari coal tar pada tahun 1849
dan dari minyak pada tahun 1941. Setelah Perang Dunia II, kebutuhan benzena
bagi industri sangat besar, terutama untuk kebutuhan industri plastik, sehingga
benzena kemudian diproduksi secara besar-besaran dari industri minyak bumi.
Terdapat empat proses kimia dalam produksi benzena : catalytic reforming, toluene
hydrodealkylation , toluene disproportionation, dan steam cracking.
Pada
masa lalu benzena juga digunakan
sebagai pelarut dalam industri ban dan kulit. Sekarang penggunaannya sudah
berkurang, walaupun pada tahun 1980-an kadar benzena masih tinggi di
tempat kerja. Benzena juga merupakan salah
satu komponen dalam bensin tanpa timbal untuk meningkatkan nilai oktan bensin,
oleh karena itu polusi udara yang disebabkan senyawa aromatik terutama benzena
dalam bensin tanpa timbal meningkat. Paparan di
tempat kerja masih terjadi pada stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU),
serta pabrik pembuatan benzena. Benzena digunakan sebagai salah satu
bahan mentah dalam produksi senyawa aromatik lainnya, seperti : stirena, fenol,
sikloheksana, nitrobenzena. Karena sifatnya yang cepat kering, maka benzena
digunakan secara luas dalam industri perekat dan pernis, juga sebagai bahan
obat-obatan, pestisida, dan deterjen. Kadang-kadang benzena juga digunakan
sebagai pelarut ekstraksi. Bahan ini terdapat dalam pelarut untuk lilin, resin,
karet, plastik, sirlak, cat, lem, dan lain-lain.
Toksikokinetika Benzena
Benzena sebagai
suatu kimia pelarut lemak didistribusikan dalam bagian-bagian berbeda, terutama
tergantung pada kandungan lemak dari organ-organ tersebut. Toksikokinetika benzena
melalui suatu rangkaian proses yang dimulai dari absorpsi ke dalam tubuh,
interaksi biokimia dan metabolic pathway, distribusi dan eliminasi dari
tubuh.
Benzena dapat masuk ke tubuh manusia
melalui paru-paru, jalur gastrointestinal, dan lewat kulit. Jika individu terpapar benzena di udara dalam
konsentrasi tinggi, kira-kira separuh kadar benzena yang terabsorpsi, masuk ke
dalam paru-paru, kemudian masuk ke aliran darah. Melalui pembuluh darah,
benzena kemudian disimpan di dalam sumsum tulang dan dalam jaringan lemak.
Benzena dikonversi menjadi metabolit dalam hati dan sumsum tulang. Efek bahaya
paparan benzena kemungkinan besar disebabkan oleh metabolit ini Sebagian
besar metabolit benzena keluar dari tubuh manusia dalam bentuk urin, 48 jam
setelah terpapar.
Efek Toksik Benzena
Benzena dalam konsentrasi tinggi di
udara dapat menyebabkan leukimia, leukimia
myeloid akut, dan leukimia lymphoblastic akut. Batas maksimal benzena
dalam udara sebesar 1-5% ppm, sedangkan di dalam air maksimal 0,005 ppm.
Efek toksik paparan terhadap benzena
pada konsentrasi yang sangat tinggi melalui inhalasi atau dosis oral yang
besar, mengakibatkan depresi sistem susunan syaraf dan dapat berakibat kematian.
Pada tingkat permulaan benzena terutama berpengaruh terhadap susunan syaraf
pusat. Tanda-tanda utamanya adalah : perasaan mengantuk, pusing, sakit kepala,
vertigo, dan kehilangan kesadaran. Pada pemajanan akut tingkat sedang dapat
menyebabkan sindroma prenarkosis yang khas, yaitu sakit kepala, perasaan pusing
atau mabuk, dan kadang-kadang mengalami iritasi ringan pada saluran napas dan
cerna. Pemajanan akut dengan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan sesak napas,
euforia, tinnitus dan anestesia yang dalam. Bila tidak segera ditolong, dapat
terjadi kegagalan pemafasan dan kejang.
Efek toksik yang paling berarti pada
paparan benzena adalah kerusakan sumsum tulang yang terjadi secara laten dan
sering ireversibel, mungkin disebabkan oleh metabolit benzena epoksida. Sebagai
akibatnya menimbulkan kerusakan genetik dari DNA pada perkembangan tunas-tunas
sel dalam tulang rawan, meningkatkan pertumbuhan myeloblast (precursor sel-sel darah putih) dan
penurunan jumlah hitung sel darah merah dan platelet. Jumlah hitung platelet
normal mendekati 250.000 dengan range dari 140.000 sampai 400.000, jumlah
hitung diluar range ini bukti akibat
toksik benzena. Paparan benzena dalam waktu lama dapat menyebabkan kanker pada
organ pembuat darah. Kondisi ini disebut leukemia.
Terdapat berbagai metode
pengukuran benzena terutama benzena yang terdapat dalam udara lingkungan,
maupun paparan benzena yang masuk ke dalam tubuh. Pengukuran konsentrasi
benzena dalam tubuh dapat dilakukan dengan mengukur metabolit yang dihasilkan
dalam urin. Beberapa metabolit yang dapat diukur adalah fenol, katekol, S-phenil
mercapturic acid, dan trans,trans-muconic acid. Tetapi pengukuran
metabolit-metabolit ini tidak dapat menentukan jumlah tepat paparan benzena
dari suatu sumber, karena benzena bisa berasal dari banyak sumber dalam
kehidupan sehari-hari.
(Diterbitkan oleh Denpost tanggal 16 Mei 2018 halaman 11)
Tidak ada komentar