Breaking News

SIFAT FISIK DAN SIFAT KIMIA SENYAWA ALKANA




Senyawa alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh (ikatan antar atom C berupa ikatan tunggal). Alkana memiliki rumus umum CnH2n+2.

A.      Sifat Fisis
Alkana merupakan  seyawa kovalen yang memiliki titik didih dan titik leleh yang relatif rendah. Adapun hubungan titik didih dengan massa molekul relatif (Mr) senyawa alkana dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Data Massa Molekul Relatif, Titik Didih, dan Titik Leleh Beberapa Senyawa Alkana
Nama
Rumus Molekul
Mr
Titik didih (oC)
Titik leleh (oC)
Metana
CH4
16
-183
-162
Etana
C2H6
30
-172
-88,5
Propana
C3H8
44
-187
-42
n-butana
C4H10
58
-138
0
Isobutana
C4H10
58
-159
-12
n-pentana
C5H12
72
-130
36,0
Isopentana
C5H12
72
-160
28
Neopentana
C5H12
72
-17
9,5
Heksana
C6H14
86
-95
69
Heptana
C7H16
100
-90,5
98
Oktana
C8H18
114
-57
126
Nonana
C9H20
128
-54
151
Dekana
C10H22
142
-30
174
Undekana
C11H24
156
-26
196
Dodekana
C11H26
170
-10
216
Tridekana
C13H28
184
-6
234,0
Tetradekana
C14H30
198
5,5
252
Pentadekana
C15H32
212
10,0
266
Heksadekana
C16H34
226
18
280
Heptadekana
C17H36
240
22
292
Oktadekana
C18H38
254
28,0
308
Nonadekana
C19H40
268
32,0
326
Eikosana
C40H42
280
36
-

Suatu zat yang memiliki titik didih kurang dari 25oC, pada keadaan standar (25oC, 1 atm) zat tersebut berwujud (fase) gas. Zat yang memiliki titik leleh kurang dari 25oC dan titik didihnya di atas 25oC, dalam keadaan standar zat tersebut berwujud (fase) cair.


Berdasarkan Tabel 1, dapat disimpulkan bahwa senyawa alkana :
a)      dari CH4 sampai C4H10 berwujud gas
b)     dari C5H12 sampai C17H36 berwujud cair
c)      dari C18H38 ke atas berwujud padat

Perbedaan titik didih dan titik leleh dari isomer senyawa heksana (C6H14) dapat diamati pada Tabel 2 berikut :

Tabel 2. Titik Didih dan Titik Leleh Isomer Heksana (C6H14)
Stuktur
Nama
Titik didih (oC)
Titik leleh (oC)
CH3 ─ CH2 ─ CH2 ─ CH2 ─ CH2 ─ CH3
n-heksana
69
-95
CH3 ─ CH2 ─ CH2 ─ CH2 ─ CH3
             |
            CH3
2-metilpentana
60
-154
CH3 ─ CH2 ─ CH2 ─ CH2 ─ CH3
                        |
                        CH3
3-metilpentana
63
-118
            CH3
             |
CH3 ─ CH2 ─ CH2 ─ CH3
             |
            CH3
2,2-dimetilbutana
50
-98
CH3 ─ CH2 ─ CH2 ─ CH3
             |          |
            CH3    CH3
2,3-dimetilbutana
58
-129

Tabel 1 dan 2 di atas menjelaskan bahwa :
a)   titik didih dan titik leleh alkana ditentukan oleh banyaknya atom karbon dan struktur rantai atom karbonnya. Semakin panjang rantai karbon alkana maka semakin tinggi titik leleh, titik didih, dan massa jenisnya;
b)   untuk jumlah atom karbon yang sama, isomer dengan rantai karbon tidak bercabang memiliki titik didih dan titik leleh yang lebih tinggi dibandingkan dengan isomer dengan rantai karbon bercabang;
c)   semakin banyak cabang pada rantai karbonnya maka semakin rendah titik didih dan titik lelehnya.

A.      Sifat Kimia
Senyawa alkana ini bersifat kurang reaktif dibandingkan alkena dan alkuna karena memiliki affinitas yang kecil sehingga sering disebut paraffin. Namun, senyawa alkana dapat mengalami reaksi pembakaran (oksidasi). Pada pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon menghasilkan gas CO2 dan uap air (H2O). Senyawa alkana juga dapat mengalami reaksi subtitusi, dimana satu atau lebih atom H dari alkana dapat digantikan oleh atom atau gugus atom lain.
Contoh : pembakaran (oksidasi) propana


Alkana bereaksi dengan halogen di bawah pengaruh panas atau sinar ultraviolet. Pada reaksi halogenasi kereaktifan halogen dalam subtitusi adalah Cl > Br > I.
Contoh : klorinasi etana




Selain itu, alkana juga dapat mengalami proses cracking yaitu pemanasan alkana pada suhu dan tekanan yang tinggi tanpa oksigen sehingga terjadi pemutusan rantai atau pembentukan senyawa-senyawa yang tak jenuh.
Cracking adalah suatu metode untuk mengubah senyawa-senyawa bermolekul besar seperti dekana menjadi senyawa-senyawa yang bermolekul lebih kecil yang lebih berguna sebagai bahan bakar atau dalam industri kimia.
Contoh : 
   


Tidak ada komentar