TRADISIKU, JATI DIRIKU
Keragaman
suku, bahasa, budaya dan agama di Indonesia menyebabkan bangsa ini sering
mengalami konflik-konflik sosial yang dibarengi dengan tindakan kekerasan.
Pemahaman mendasar akan perbedaan seharusnya udah berakar dalam diri masyarakat
dan menumbuhkan rasa toleransi yang tinggi. Dalam hal ini, pendidikan dianggap
paling berperan penting dalam menanam serta memupuk rasa persatuan dan kesatuan
dalam diri seseorang yang dimulai sejak dini.
Pendidikan
merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan masyarakat saat ini. Berbagai
kegiatan pendidikan dilakoni mulai dari balita sampai dewasa, baik formal
maupun informal. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang dapat
mempersiapkan peserta didiknya agar memiliki keterampilan abad 21 seperti
berpikir kritis, kreatif, dapat berkolaborasi, bisa berkomunikasi yang baik
serta memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi sehingga dapat memberikan
solusi serta berkarakter dan budi pekerti luhur. Selain itu, seiring
perkembangan dunia pendidikan, peserta didik diharapkan mampu berliterasi
sehingga mampu mengakses, memahami,
dan menggunakan
sumber-sumber pengetahuan yang diperolehnya dengan cerdas dan bijaksana.
Pendidikan juga merupakan
suatu proses untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan tentang hidup
kepada peserta didik, tahu menentukan sikapnya dalam menjalani hidupnya agar
dapat membedakan yang baik dan yang buruk, sehingga kehadirannya di tengah
masyarakat akan bermakna dan berfungsi secara optimal. Pendidikan sangat penting
keberadaannya dalam kehidupan masyarakat sebab setiap anggota masyarakat perlu
menguasai budaya kelompok yang berupa warisan sosial dan budayanya. Hal ini
menjadikan pendidikan wadah untuk memajukan budaya dan potensi daerah sehingga
peserta didik mengenal keragaman budaya sehingga dapat menumbuhkan rasa
persatuan, rasa percaya diri serta rasa memiliki, dapat menggali serta
memanfaatkan potensi daerahnya untuk memajukan kehidupan masyarakatnya.
Tradisi
lisan adalah salah satu bentuk kemampuan sastra untuk melingkupi segala sendi
kehidupan manusia yang membuktikan bahwa nenek moyang kita telah meresapi
ajaran kehidupan dengan baik. Tradisi lisan merupakan salah satu bentuk
aktivitas untuk merepresentasikan kebudayaan dari masyarakat penuturnya, berupa
ingatan kolektif hasil refleksi dan proyeksi dari kehidupan masyarakat
pemiliknya tentang kebudayaan, sistem religi, norma, pesan moral dan
sebagainya. Perubahan pola pikir saat ini menyebabkan turunnya minat masyarakat
terhadap perkembangan cerita rakyat. Perkembangan teknologi seperti radio,
televisi, handphone dan gadget telah menyebabkan tradisi lisan
berangsur-angsur hilang.
Salah
satu jenis dari tradisi lisan adalah cerita rakyat yaitu cerita
zaman dahulu yang hidup di kalangan rakyat yang diceritakan secara
turun-temurun. Sebagian
besar isi cerita rakyat berisi cerita khayalan namun banyak mengandung pesan moral yang
berisi nasihat-nasihat. Cerita
rakyat digunakan sebagai sarana
pewarisan kebudayaan dan adat istiadat dari suatu masyarakat kepada generasi penerusnya. Cerita rakyat merupakan salah
satu bentuk ekspresi kebudayaan daerah yang jumlahnya sangat banyak di
Indonesia. Keberadaaan cerita rakyat merupakan suatu fenomena yang bersifat
umum dalam kehidupan masyarakat, milik bersama masyarakat daerahnya, muncul dan
berkembang di suatu tempat tertentu, serta informal. Cerita
rakyat dapat berupa legenda seperti Asal Mula Pulau-Pulau Tabelo, Pulau Nusa, Danau Toba, Ken
Arok, Panji, Para
Wali dan Batu menangis.
Cerita rakyat juga dapat berupa
dongeng seperti dongeng Ande-Ande
Lumut, Bawang Putih dan Bawang Merah, Sang Kuriang, Timun Mas dan Malin Kundang.
Cerita
rakyat merupakan salah satu karya sastra dari warisan budaya nasional yang
mengandung nilai-nilai moral yang dapat dipetik, diterapkan, dan dikembangkan
untuk membentengi diri terhadap krisis moral pada kehidupan masa kini maupun
dimasa akan datang. Tradisi lisan yang jenisnya cerita rakyat ini memuat
identitas atau jati diri yang mengandung kearifan lokal diharapkan fungsinya
dapat memberikan pengaruh positif karena mengandung nilai moral yang bersifat
mendidik terhadap pembaca atau pendengarnya.
Selain
nilai moral, cerita rakyat juga mengandung nilai ketuhanan juga terkandung
dalam cerita rakyat yang mengingatkan individu untuk membentuk kesadaran untuk
bersyukur, nilai intelektual yang dapat menambah kepekaan pada diri seseorang
jika dihadapkan pada suatu masalah, nilai ketrampilan yang mengasah kemampuan
seseorang untuk mencipta sesuatu, nilai harga diri yang menempa individu agar
menjadi orang yang bertanggung jawab dan memiliki harga diri, nilai sosial yang
mengajarkan individu untuk menjaga keharmonisan hubungannya dengan orang lain,
nilai keindahan yang membuat hidup menjadi lebih halus dan menyenangkan.
Tradisi
lisan khususnya cerita rakyat ini tidak saja harus dipertahankan dan
dilestarikan namun juga harus dihargai dan dilaksanakan dalam kehidupan
sehari-hari sebagai upaya untuk memperkuat pendidikan karakter anak sekaligus
memajukan kebudayaan nusantara. Tradisi lisan ini bersifat fleksibel karena
dapat dilakukan oleh orangtua di rumah sambil bercengkrama dengan
putra-putrinya, dapat dilakukan di sekolah melalui mata pelajaran seperti
Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Sejarah, Sosiologi, Antropologi, atau Bahasa
Inggris dan Gerakan Literasi Sekolah.
Tradisi
lisan di rumah oleh orang tua selain menjadi usaha mendekatkan diri dengan
anak-anaknya juga dapat dimanfaatkan untuk melatih anak untuk merekam dan
memahami melalui pendengaran, mengembangkan imajinasi, meningkatkan
kreativitas, menambah wawasan, dan mengasah kemampuan berbahasa. Tradisi lisan
di sekolah membantu anak untuk meningkatkan ketrampilannya dalam mendengar,
berpikir kritis, kreatif, komunikatif serta kolaboratif berlandaskan karakter
yang kuat.
Cerita rakyat mengungkapkan tirai kehidupan masa
lampau dengan kandungan nilai-nilai luhurnya yang dapat menjadi cerminan bagi
kehidupan masyarakat saat ini. Orang tua, sekolah dan seluruh lapisan masyarakat
menjadi fasilitator bagi anak agar dapat memahami makna dari nilai-nilai moral
dan kearifan lokal yang terkandung dalam cerita rakyat sehingga dapat
menghubungkan dengan kebutuhan masyarakat modern yang serba instan saat ini.
(Diterbitkan oleh Denpost tanggal 1 Mei 2018, halaman 5)
Tidak ada komentar