Breaking News

Sadar Peran dalam Mengatasi Aksi Geng Motor

Miris saat mengetahui bahwa pelaku kekerasan geng motor pada malam dan dini hari di Denpasar minggu belakangan ini adalah anak-anak pelajar SMP dan SMA. Sebagai pelajar, seharusnya waktu itu adalah waktu untuk beristirahat melepas lelah setelah seharian belajar atau mengikuti kegiatan lain yang bersifat akademik maupun non-akademik di tengah keluarga dalam pengawasan orang tua.

            Geng motor merupakan salah satu bentuk kenakalan remaja yang saat ini sangat meresahkan warga masyarakat. Pengendara di bawah umur 17 tahun secara psikologis dinilai masih labil, belum bisa mengontrol emosinya.  Akibatnya, mereka mengendarai kendaraan menuruti emosi, sehingga tidak mengindahkan peraturan pemerintah. Geng motor  berkeliaran di malam hari, nongkrong di pinggir jalan sambil merokok dan minum minuman keras, serta melakukan aksi kebut-kebutan di jalan. Penyebab kebrutalan geng motor adalah egoisme yang tinggi, dan akibat pengaruh minuman keras atau narkoba menyebabkan mereka merasa sebagai raja jalanan, tidak mau didahului apalagi disalip oleh pengendara lain, cepat tersinggung pada hal-hal kecil. Hal ini sangat mengganggu keamanan pengguna jalan lainnya karena geng motor tidak segan-segan melakukan penghadangan dan perusakan kendaraan dengan sajam serta perusakan fasilitas umum.

            Kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua merupakan salah satu faktor yang menyebabkan remaja terjerumus dalam kawanan geng motor. Pada dasarnya setiap orang ingin mendapatkan pengakuan, perhatian, kasih sayang bahkan sedikit pujian dari terutama dari keluarga dan lingkungannya. Saat mereka tidak mendapatkannya di rumah, maka mereka mencarinya di tempat lain, salah satunya yang paling gampang mereka dapatkan adalah dari teman sebayanya. Namun, kegiatan-kegiatan negatiflah yang banyak dijadikan pilihan anak-anak tadi sebagai cara untuk mendapatkan pengakuan.

            Masyarakat kurang dalam kontrol terhadap lingkungannya, begitu juga pemerintah khususnya kepolisian karena masih banyak pembiaran terhadap pelanggar lalu lintas terutama pembiaran remaja di bawah umur untuk mengendarai motor atau mobil.

            Salah satu solusi yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keadaan di atas adalah meningkatkan kesadaran atas peran sebagai orang tua, sekolah, masyarakat dan pemerintah. semua komponen harus bersatu dalam menyadarkan para remaja, karena mereka adalah tulang punggung bagi bangsa kita.

            Orang tua harus menyadari perannya dalam membentuk karakter anaknya, merangkulnya, mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada para remaja, dan mulai berkomunikasi aktif dengan mereka, memberikan pengertian bahwa mereka perlu istirahat yang cukup untuk bisa beraktivitas dengan baik dan bahwa mereka belum cukup umur mendapatkan ijin untuk berkendara. Hal ini memang cukup berat dan merepotkan karena orang tua juga harus membagi waktu mereka untuk mengantarkan anak-anaknya ke sekolah sebelum bekerja, namun untuk usaha yang baik demi keselamatan dan masa depan penerusnya, mereka mau tidak mau harus mulai menyadari hal ini.

            Sekolah dengan bekerjasama dengan Satlantas untuk sosialisasi tentang keamanan dan ketentuan berkendara dan tidak memberikan ijin bagi mereka yang belum berumur 17 tahun untuk mengendarai motor atau mobil ke sekolah, membantu memperkuat karakter peserta didiknya, mengarahkan peserta didiknya untuk menggali potensi yang ada dalam dirinya, menyediakan wadah untuk menampung kreativitas melalui kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler baik yang bersifat akademik maupun non akademik. Sekolah juga dapat melakukan kunjungan ke panti asuhan sebagai bentuk kepedulian sosial, dengan tujuan agar peserta didik mensyukuri kehidupannya karena masih memiliki keluarga dan tempat tinggal serta fasilitas pribadi.

            Masyarakat baik desa dinas maupun adat hendaknya berkoordinasi dengan pemerintah ikut serta mensosialisasikan gerakan ini melalui organisasi pemuda di lingkungan nya, turut melakukan pengawasan perkembangan para remaja di lingkungannya, pengadaan ronda malam untuk menjaga keamanan lingkungan dan jam malam bagi para remaja. Jam malam ini sangat diperlukan untuk menjaga kedispilinan lingkungan dan membantu orang tua mengatasi anak-anaknya, disaat orang tua mereka mungkin tidak kuasa melarang untuk keluar pada malam hari. Tidak membiarkan para remaja ngumpul apalagi jika di pinggir jalan di atas jam 10 malam. Selain itu, masyarakat harus memperkuat organisasi pemuda baik dinas maupun adat, membentuk wadah kreativitas di lingkungan banjar seperti sekhaa gong, gender, rindik, tari, lukis dan lainnya untuk penyaluran bakat serta minat remaja, dan mengadakan lomba di bidang tersebut dalam memperingati hari-hari nasional, serta mengadakan bakti sosial sehingga mereka secara tidak langsung mereka dapat mengembangkan kreativitasnya sekaligus memupuk rasa persatuan dan kesatuan serta nasionalisme dalam diri mereka.

            Pemerintah juga harus bertindak tegas, mengingat pelakunya adalah pelajar SMP dan SMA yang sebagian besar belum cukup umur mendapatkan ijin untuk berkendara atau memiliki SIM, maka perlu di laksanakannya UU No.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan karena UU ini sudah jelas bahwa mereka yang mau mengendarai motor atau mobil harus berusia minimal 17 tahun. Patroli dan razia perlu ditingkatkan baik di pagi maupun malam hari. Bagi geng motor yang sudah melakukan tindak kriminal harus diberikan tindakan hukum baik kepada remaja maupun orang tua, sehingga dapat menimbulkan efek jera. Tidak lagi dibina melalui sekolah karena kejadian dilakukan di luar jam sekolah dan seharusnya dalam pengawasan orang tua dan masyarakat.

            Namun, yang perlu diperhatikan oleh pemerintah bahwa banyaknya orang tua siswa memberikan anak mereka motor karena keterbatasan waktu mereka karena harus bekerja, sehingga sulit untuk mengantar dan menjemput anak-anaknya. Pengadaan angkutan umum yang aman bagi peserta didik atau bus sekolah merupakan salah satu solusi yang bisa dilakukan oleh pemerintah, mengingat saat ini di Bali trayek angkutan umum sulit menjangkau sekolah-sekolah. Perlu dibangun halte pelajar di beberapa tempat yang padat penduduk serta sebaran sekolah dengan pengawasan dari kepolisian sehingga peserta didik merasa aman dan nyaman untuk belajar ke sekolah.

Tidak ada komentar